Sumber Modal Kerja

  Sumber Modal Kerja




Menurut Jumingan (2014, 71) modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut:
1.   Bagian modal kerja yang relatif permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:
a.   Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya;
b.   Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2.   Bagian modal kerja yang bersifat variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah tergantung pada perubahan keadaan.
Modal kerja variabel ini dapat dibedakan dalam:
a.   Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah- ubah disebabkan dan fluktuasi musim;
b.   Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur;
c.   Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih dahulu
Menurut  Jumingan  (2014,  72)  modal  kerja  dapat  berasal  dari  berbagai sumber, yakni sebagai berikut:
1.   Pendapatan bersih
Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Akan tetapi, sebagian dari modal kerja ini harus digunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh revenue, yakni berupa biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi, sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan perhitungan laba-rugi perusahaan.
2.   Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat-surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “Surat-Surat Berharga”  menjadi  pos  “Kas”.  Keuntungan  yang  diperoleh  merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya, jika terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.




3.   Penjualan  aktiva  tetap,  investasi  jangka  panjang,  dan  aktiva  tidak  lancar lainnya
Sumber  lain  untuk  menambah  modal  kerja  adalah  hasil  penjualan  aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar itu menjadi kas yang akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut. Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangak panjang dan aktiva tidak lancar lainnya dapat dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil (extraordinary items).
4.   Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik
Utang hipotik, obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja, misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban bunga disamping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.
5.   Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya
Pinjaman  jangka  pendek  bagi  beberapa  perusahaan  merupakan  sumber penting   dari   aktiva   lancarnya,   terutama   tambahan   modal   kerja   yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat, atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
Karena ketergantungan akan kredit bank dan kredit jangka pendek lainnya, maka adanya credit rating yang tinggi tingkatnya bagi perusahaan yang bersangkutan adalah sepenuhnya penting.
6.   Kredit dari supplier atau trade creditor
Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa-jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu utang harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Comments

Popular posts from this blog

Jenis -Jenis Saham Dan Penjelasannya

Pengertian Struktur Modal

Pengertian Leverage Dan Jenis-Jenis Rasio Laverage