Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja


Related image


Menurut Jumingan (2014, 69) untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisis. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Sifat umum atau tipe perusahaan
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa relatif lebih rendah karena investasi  dalam  persediaan  dan  piutang  pencairannya  menjadikan  relatif cepat. Berbeda dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancar cukup besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Fluktuasi dalam pendapatan bersih pada perusahaan jasa juga relatif kecil dibandingkan dengan perusahaan industri dan perusahaan keuangan.
2.   Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang itu
Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan.  Makin  panjang  waktu  yang  diperlukan  untuk  memproduksi barang atau untuk memperoleh barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada volume pembeliaan dan harga beli per unit dari barang yang dijual.
3.   Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembeliaan barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi  besar  kecilnymodal  kerja.  Syarat  kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Disamping itu, modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang. Semakin lunak kredit yang diberikan kepada langganan akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi risiko kerugian karena adanya piutang yang tidak terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai.
4.   Tingkat perputaran persediaan
Semakin   sering   persediaan   diganti   (dibeli   dan   dijual   kembali)   maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi risiko kerugian karena penurunan harga, perubahan permintaan atau perubahan mode, juga menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan dari persediaan.



5.   Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah atau kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan, serta penagihan piutang.
6.   Pengaruh konjungtur (business cycle)
Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan  jumlah  persediaan  membutuhkan  modal  kerja  yang  lebih banyak. Sebaliknya pada periode depresi volume perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual barangnya dan menarik piutangnya. Uang   yang   diperoleh   digunakan   untuk   membeli   surat-sura berharga, melunasi utang, atau untuk menutup kerugian.
7.   Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek Menurunnya nilai riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang akan menurunkan modal kerja. Apabila resiko kerugiaan ini semakin besar berarti diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal yang tidak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau surat-surat berharga.
8.   Pengaruh musim
Banyak perusahaan dimana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.
9.   Credit rating dari perusahaan
Jumlah modal kerja, dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga, yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasinya tergantung pada kebijaksanaan  penyediaan  uang  kas.  Penyediaan  uang  kas  ini  tergantung pada: (a) credit rating dari perusahaan (kemampuan meminjam uang dalam jangka pendek), (b) perputaran persediaan dan piutang, dan (c) kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembeliaan.

Comments

Popular posts from this blog

Jenis -Jenis Saham Dan Penjelasannya

Pengertian Struktur Modal

Officer Development Program (ODP) - Bank Mandiri Taspen November 2018